Selasa, 24 Januari 2012

Biografi Hugo Chavez

Hugo Rafael Chavez Frias lahir pada tanggal 28 juli 1954 dari sebuah keluarga miskin di kota Sabaneta di Propinsi Barinas. Ayahnya adalah seorang guru. Yang membuat kesempatan untuk Chavez muda dalam mengenyam pendidikan pun terbatas. Chavez akhirnya bergabung dalam militer pada usia 17 tahun. Ia lulus dari Akademi Ilmu Pengetahuan Militer Venezuela pada umur 21 tahun dan Ia di tugaskan sebagai perwira.

Chavez di Militer

Chavez merupakan seorang perwira yang trampil sehingga ia dalam karir militernya banyak mendapat pujian dan karirnya pun sangat gemilang. Akhirnya Ia pun mencapai pangkat Letnan Kolonel Ia menghabiskan waktunya sebagai Instruktur di sekolah lamanya, Akademi Ilmu Pengetahuan Kemiliteran Venezuela. Selama Cavez menjadi Instruktur di sekolah lamanya Ia selalu mengusung ide Bolivarianisme, Nama dari seorang tokoh pembebasan bagi Amerika Latin. Pada saat yang bersamaan Chavez juga membangun sebuah jaringan rahasia dalam militer yang ia namakan Movimento Revolusionario Bolivariana 200 (gerakan revolusi bolivarian)dan gerakan ini juga mulai gencar bergerak dalam melakukan agitasi agitasi politik pada saat Kebijakan Presiden Carlos Andres Perez menaikkan harga bensin dan pengetatan pinggang yang menuai protes dari massa rakyat sepertinya tepat kalau “alat” itu segera digunakan. Terlebih, setelah memperhatikan kerusuhan selama tiga hari (27 Pebruari 1989). Ratusan orang tewas. Banyak jenazah tetap tak teridentifikasi dalam sebuah makam.

Kudeta 

Chavez hanya salah satu dari banyak Venezuela dan perwira militer yang muak dengan politik Venezuela yang korup, maka chavez pun melakukan kudeta, Pada tanggal 4 Februari 1992, Chavez pun memimpin lima regu tentara yang setia ke Caracas, di mana mereka bergerak merebut kendali atas target penting termasuk Istana Presiden, bandara, Departemen Pertahanan dan museum militer. Walaupun mendapat simpati dari sebagain masyakat tapi anak buah Chavez tiadak berhasil mengamankan Caracas sehingga kudeta tersebut gagal, meskipun Revolusi bulan Februari yang dilakukan oleh Gerakan Revolusioner Bolivarian yang dipimpin Chavez gagal dan menelan korban jiwa 18 tewas serta 60 orang lainnya cedera. Chavez kemudian menyerahkan diri. Ia kemudian mendekam di penjara militer saat para koleganya berupaya kembali merebut kekuasaan. Percobaan kudeta kedua pada bulan September 1992 juga gagal. Hugo Chavez dikurung dua bulan penjara. Sewaktu di dalam penjara, ia dan rekan rekannya yang tergabung dalam gerakan revolusi bnolivarian membentuk partai bernama Gerakan Republik Ke-5 (Movement of the Fifth Republic) dan melakukan transisi dari militer ke politikus. Setelah para pembangkang sempat menguasai sebuah stasiun televisi serta sempat menyiarkan rekaman Chavez yang mengumumkan kejatuhan pemerintah berkuasa, ia dijatuhi hukuman penjara selama dua tahun. Chavez kemudian mendapatkan pengampunan.

Dan dalam penjara hugo Chavez masih menulis sebuah surat buat putri tercintanya Maria Gabriela dengan judul ''cartas de amor y de combate'', yang di Translated oleh Owen Richards kedalam bahasa inggris ('Hidden in my brave heart - letters of love and combat'), 2005.(http://venezuelatranslatingtherevolution.blogspot.com/2011/02/normal-0-here-is-letter-from-hugo.html)

Caracas, February 14, 1992

Maria Gabriela

My love:

Hello, my heart!

I want you to know that day and night I carry you in my heart and in my mind.

I'm so happy that you are well.  As always, I am proud to have a daughter like you, pretty, intelligent and brave.



Maria, I'm in good physical health and above all have a tranquil conscience. I did what I had to do, with the hope that things would change, with the Bolivarian hope that there will be a better world for you in the future, a world where there is not so much injustice and such corruption, were children have food, shelter, medicine, toys, schools.  All of Venezuela's children.

You are already a young lady so I'm sure you understand me.

The only thing, my baby girl, is that now I will not be very close to you [...] as before.  But my heart and my spirit are always there in the "Maisantera"
 (the Chavez family home from 1989-1992) 
and wherever they [the family] go.

Remember to apply yourself to your studies and to your reading, as well as to art and music. It will cultivate a noble and libertarian spirit that you will carry within.

Likewise with sport, to have "a healthy mind in a healthy body". Keep going to the pool (be very careful).

I entrust the boy (presumably Chavez,s son Huguito) to you.  Encourage him to learn to play the cuatro (the venezuelan string-four guitar), to write stories and to draw, and to keep going to swimming and to baseball. But please take care of him.

I must go now, my Maria, with the hope of seeing you soon and with the greatest love from,

Papa

Menjadi President dan politik Bolivariannya

Chavez terpilih dalam pemilihan umum yang di adakan pada akhir tahun 1998  dengan mendapat dudungan pemilih darai rakyat dengan total suara mencapai 56 %, dan pada februari 1999 Ia mulai memangku jabatan sebagai Presiden terpilih Venezuela. Ia pun dengan cepat mengimplementasikan gerakan sosialisme revolusi Bolivariannya, dengan membangun sistem kesehatan yang lebih baik dengan memdirikan klinik klinik kesehatan yang baru dan kesehatan pun gratis bagi semua rakyat Venezuela, begitu pula dalam sistem pendidikan di Venezuela. Tidak hanya itu ia pun lalu ingin merubah constitusi Venezuela dengan konstitusi yang baru dan itu berhasil dilakukan dengan mendapat dukungan rakyat dan anggota dewan konstitusi. Nama Negara Venezuela pun dirubah menjadi ‘’Republik Bolivarian Venezuela’’.


Sebagai pimpinan Revolusi Bolivar, Chávez mempromotori visi demokrasi sosialis, integrasi Amerika Latin, dan anti-imperialisme. Ia juga tajam mengkritik globalisasi neoliberal dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat. Ia adalah presiden sejak tahun 1998. Dia adalah putra seorang guru dan lulusan Akademi Militer. Chavez meraih gelar insinyur tahun 1975 dan ia penggemar berat olahraga bisbol. Setelah terpilih sebagai presiden tahun 1998, ia berkali-kali mengalami guncangan pemerintahan. Ia diancam dibunuh (2000).

Tetapi, ia mendapatkan mandat enam tahun masa jabatan pada tahun tersebut guna melakukan reformasi politik. Pada 14 November 2001, Presiden Hugo Chavez mengumumkan serangkaian tindakan yang bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi termasuk di antaranya mengundangkan Undang-undang Reformasi kepemilikan tanah yang menetapkan bagaimana pemerintah bisa mengambil alih lahan-lahan tidur, tanah milik swasta, serta mengundangkan Undang-undang Hidrokarbon yang menjanjikan royalti fleksibel bagi perusahaan-perusahaan yang mengiperasikan tambang minyak milik pemerintah.



Kebijakan ekonomi yang dinilai kontroversial terutama menyangkut Undang-undang Reformasi kepemilikan tanah, di antaranya memberi kekuasaan pada pemerintah untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan real estate yang luas dan tanah-tanah pertanian yang dianggap kurang produktif mengundang protes jutaan orang di ibukota, Caracas (11 Desember 2001). Selain, mata uang Bolivar jatuh terpuruk 25% terhadap dolar AS setelah pemerintah menghapuskan kontrol terhadap nilai tukar uang yang sudah dipertahankan lima tahun.



Bulan April 2002, sekitar 150.000 orang berunjuk rasa, yang dipelopori oleh Carlos Ortega dan Pedro Carmona, yang bertujuan untuk mendukung pemogokan dan protes minyak. Sementara pada waktu yang hampir bersamaan, ribuan pendukung Chavez berada di sekitar istana, menunjukkan kesetiaan mereka pada presiden yang terpilih dengan demokratis tersebut.


Secara sepihak, pihak oposisi yang melancarkan demo pemogokan tersebut tiba-tiba merubah rute yang sudah ditentukan, berputar ke arah istana sehingga kekhawatiran akan terjadinya bentrokan memacu protes dari walikota Caracas pada Carlos Ortega sebagai orang yang dianggap bertanggung-jawab pada demonstran yang dibawanya.

Bentrokan pun terjadi diantara dua massa besar tersebut, yang dicoba lerai oleh pihak keamanan. Namun di tengah bentrokan, suara-suara tembakan terdengar. Jelas sekali di kemudian hari, dari hasil dokumentasi dan pengumpulan informasi, diketahui ada penembak gelap yang bersembunyi.

Pada saat tersebut, nyaris dari 25% penduduk Venezuela memiliki pistol. Tidak terkecuali dengan mereka yang berada dalam demonstrasi besar tersebut. Tembakan-tembakan pun diarahkan, baik oleh pendukung Chavez maupun pihak oposisi yang tidak tahu apa-apa, ke arah tembakan dari penembak gelap. Namun dalam tayangan yang ditampilkan oleh televisi swasta yang sebagian besar dimiliki oleh pihak yang beroposisi pada Chavez, dikesankan seakan penembakan dilakukan oleh pendukung Chavez dengan brutal pada pihak demonstran oposisi.

Kejadian itu menelan korban 10 orang tewas dan 110 lainnya cedera. Presiden Chavez bukannya melarang aksi-aksi kekerasan tersebut diliput televisi, bahkan aksi-aksi tersebut dibesar-besarkan oleh pihak media yang anti dengan Chavez sebagai kesalahan dan tanggung-jawab Chavez. Meskipun pada kenyataannya mereka menyembunyikan fakta bahwa baik pendukung Chavez maupun oposisi, pada saat tersebut sama-sama menjadi sasaran penembak gelap. Pada saat itu, para perwira militer pembangkang mengharapkan Chavez mengundurkan diri.




Um mundo mejor
es posible, si es SOSIALISTA
(Chavez)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar